ARSEKAMPUNGKU : ****pelebaran jalan di titik jembatan aek arse ke tpu arse jae dolok dalam tahap akhir****musim penghujan masih berlangsung****halaman kantor camat dijadikan tempat nongkrong anak muda**** lubang dijalan depan kantor canat Arse makin menganga****banyak yang hamil sebelum nikah pertanda moral anak muda kecamatan Arse merosot**** di arse jaringan internet sangat lambat****harga kolang-kaling di prediksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir **** .

ARSE

BATUHORPAK JAE, BATURHORPAK JULU,BUNGA BONDAR X, JONGGOL JAE,JONGGOL JULU. ARSE JULU. LUMBAN LOBU. PAGARAN PISANG. GUNUNG TUA ARSE. GUNUNG MANAON. NABONGGAL. TANJUNG. NAPOMPAR. ARSE JAE DOLOK .HANOPAN. HUTA PADANG. PAGARAN TULASON. BAHAP. HUTA TONGA. UJUNG PADANG. AEK TOROP. RONCITAN. LOBU SIANTAR. LANCAT JAE. LANCAT JULU. BATU LONGGOM. SIPOGU

Jumat, 02 Desember 2011

ARSE tuan rumah MTQ tingkat kabupaten 2011 (Fasilitas MTQ Diharapkan Multiguna)

ARSE-Bangunan pendukung MTQN tingkat Kabupaten Tapsel yang ada di tiap kecamatan dilakukan secara permanen. Dalam jangka panjang, nantinya bangunan bermanfaat bagi masyarakat dalam artian tidak bongkar pasang.
Bangunan pendukung MTQN juga diharapkan bisa multi fungsi, termasuk luasan lokasi MTQN yang ada di tiap kecamatan.
Hal ini disampaikan Bupati Tapsel, H Syahrul M Pasaribu didampingi Ketua DPRD Tapsel, H Rahmat Nasution, Ketua MUI, Camat Arse, Yohanes, MUI Arse dan lainnya, Senin (28/11) saat meninjau pembangunan Mimbar Tilawah MTQN Tapsel tahun 2012 tepat di belakang Kantor Camat Arse.
Digambarkan Bupati, kalau selama ini fasilitas MTQN tingkat Kabupaten Tapsel di kecamatan yang menjadi tuan rumah, sifatnya sementara. Dalam artian, usai pelaksanaan MTQN, mimbarnya dibongkar. Maka dimasa kepemimpinannya, tiap kecamatan yang menjadi tuan rumah MTQN, fasilitasnya dibangun permanen.
“Seperti MTQN tahun 2011 di Kecamatan Arse, fasilitas mimbarnya permanen sehingga bisa digunakan kecamatan dan masyarakat semisal pertadingan sepak bola yang digelar saat ini dan tempat rapat kecamatan,” kata H Syahrul M Pasaribu.
Kemudian, soal luasan lahan, lokasi MTQN tingkat Kabupaten Tapsel tahun 2012 ini diharapkan bisa seluas lapangan sepak bola dan sudah menjadi milik Pemkab Tapsel secara utuh.
Untuk MTQN dengan tuan rumah Kecamatan Arse tahun 2012 nantinya, sebagian besar lahannya masih pinjam pakai. Kalau bisa milik Pemkab melalui proses hibah dari masyarakat. Nantinya, pemkab siap membangun jalan keliling lapangan di tahun 2012 mendatang. Ke depan, lapangan tersebut bisa menjadi saranan pembinaan olahraga bagi pemuda kecamatan.
“Kalau memang dihibahkan, kita akan bangun jalan keliling tahun 2012. Apalagi saat ini Pemkab Tapsel sedang membahas Rancangan APBD Tapsel tahun 2012,” ucap Bupati.
Lokasi rencana MTQN Tingkat Kabupaten Tapsel tahun 2012 depan di belakang Kantor Camat Arse, 1.000 meter per segi merupakan milik masyarakat yang sifatnya hak pakai. Sementara yang dihibahkan masyarakat baru 472 meter per segi yang merupakan hibah dari 5 ahli waris almarhum Sutan Parlagutan Ritonga yaitu Sutan Ludin Ritonga, Drs Bahrumsyah, Maddin, Dame Ritonga dan Hj Nurlela Pane.

Senin, 14 November 2011

Gedung SMAN 1 Arse Tak Layak Pakai


Fasilitas ruang belajar di SMAN 1 Arse, Tapsel banyak yang mengalami kerusakan parah bahkan ada yang tak layak pakai. Akibatnya, proses belajar mengajar (PBM) selalu terganggu dikarena kerab bocor apabila hujan turun.
Sedikitnya ada 4 ruang kelas yang dikosongkan, pasalnya kondisinya tak ubahnya seperti kandang hewan peliharaan yang tak terurus, kumuh sehingga menimbulkan kesan mubajir. Kondisi ini membutuhkan perhatian pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bangsa.
Pantauan METRO beberapa waktu lalu, PBM di SMAN 1 Arse berjalan dengan fasilitas ruangan yang kurang nyaman. Di mana, lantai sudah rusak terkelupas, atap bocor, bahkan beberapa ruang kelas sudah tidak ditempati lagi tanpa diurus. Paling ironisnya, banyak ruangan tanpa pintu dan dari dalam ruangan mengeluarkan bau pesing, seperti ruang kelas telah berubah fungsi menjadi toilet.
Beberapa guru dan siswa yang ditemui METRO mengakui memang banyak ruang kelas di sekolah itu yang rusak dan bocor. Namun, hingga kini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah dan instansi terkait.
“Kami juga heran, apalagi ruangan yang memang betul sudah seperti kandang hewan peliharaan. Begitupun, kepala sekolah kami juga jarang masuk,” kata beberapa guru yang enggan menyebutkan identitasnya seraya menambahkan sejak bulan Mei sekolah tersebut tak memiliki kepala sekolah yang defenitif.
Pelaksana tugas (plt) Kepala SMAN 1 Arse, Ishak Marbun kepada METRO melalui selulernya Selasa (8/11) juga mengaku banyak ruangan belajar yang mengalami kerusakan, dan sudah diusulakan untuk mendapat perbaikan. “Memang benar banyak ruangan belajar yang sudah tidak layak pakai lagi. Namun keadaan ini sudah kita upayakan diusulan untuk dibenahi dan terbukti, Bappeda Tapsel, tiga bulan lalu sudah meninjau sekolah ini. Ke pemerintah pusat juga sudah kita telusuri untuk mupaya perbaikannya, dan mudah-mudahanlah ada tanggapan. Kita hanya bisa berusaha,” katanya.
Menjawab tentang dirinya jarang hadir di sekolah, Marbun juga tak membantah, karena di Kantor Dinas juga ada tugas yang harus diselesaikannya. “Saya akui, saya jarang masuk, karena memang di Kantor Dinas Pendidikan juga saya ada tugas,” katanya. (ran/mer)
sumber:metrotabagsel

Kamis, 10 November 2011

10 november, tolong jangan cuma hari ini kami diingat


Hari ini kami bangga dengan negara ini, sekalipun kami hanyalah debu dan tanah.
Kami disanjung dan dirayakan walaupun kami sudah tiada.
Irama yang indah menemani tidur, menyanyikan keagungan kisah dan dongeng kami.
Hingga membuat kami kembali menangis dan terharu.
Hari ini negeri ini tidak lagi dihujani peluru dan bom.
Hidup yang hampir tidak pernah kami nikmati selama di bumi ini.
Darah kami bergeming dan diam seribu bahasa.
Ya, kami iri dengan mereka yang menikmati keringat darah kami.
Hari ini kami tersadar dari tidur yang panjang.
Mereka menyebut nama kami dengan suara emas dan merdu.
Nama kami ditulis di batu nisan yang sangat indah.
Kami terharu dengan jasa mereka, tetapi darah dan daging kami tetap memberontak.
Hari ini dan entah sampai kapan, perjuangan kami hanya selalu untuk dikenang.
Kami tersenyum sinis, sejarah kami menjadi dongeng bagi negeri ini.
Ya, darah ini tidak bisa menyembunyikan kegalauan yang terus menusuk tulang kami.
Darah kami keluar mengalir dan merasuki tempat peristirahatan di tanah air.
Hari ini kami bangga dengan negara ini, sekalipun kami hanyalah debu dan tanah.
Kami disanjung dan dirayakan walaupun kami sudah tiada.
Irama yang indah menemani tidur, menyanyikan keagungan kisah dan dongeng kami.
Hingga membuat kami kembali menangis dan terharu.
Hari ini negeri ini tidak lagi dihujani peluru dan bom.
Hidup yang hampir tidak pernah kami nikmati selama di bumi ini.
Darah kami bergeming dan diam seribu bahasa.
Ya, kami iri dengan mereka yang menikmati keringat darah kami.
Hari ini kami tersadar dari tidur yang panjang.
Mereka menyebut nama kami dengan suara emas dan merdu.
Nama kami ditulis di batu nisan yang sangat indah.
Kami terharu dengan jasa mereka, tetapi darah dan daging kami tetap memberontak.
Hari ini dan entah sampai kapan, perjuangan kami hanya selalu untuk dikenang.
Kami tersenyum sinis, sejarah kami menjadi dongeng bagi negeri ini.
Ya, darah ini tidak bisa menyembunyikan kegalauan yang terus menusuk tulang kami.
Darah kami keluar mengalir dan merasuki tempat peristirahatan di tanah air.
Hari ini darah kami tetap bercucuran air mata, sampai kapan?

Minggu, 23 Oktober 2011

Listrik Sering Padam, Pelayanan Terganggu


Jumat, 21 Oktober 2011 SIPIROK- Akhir-akhir ini pelayanan PT PLN di wilayah Sipirok, Tapsel sangat mengecewakan pelanggan. Pasalnya, hampir setiap hari selalu ada pemadaman dan terkadang pemadaman tersebut tidak beraturan. Sehingga, banyak pelanggan yang kecewa dengan pelayanan BUMN tersebut.
Paling ironisnya di Kecamatan Arse, Kabupaten Tapsel, saat pelaksanaan pelayanan program elektronik KTP (e-KTP) terpaksa sering tertunda, yang diakibatkan seringnya listrik padam. Sehingga, antusias warga dalam mengikuti program nasional tersebut tidak berjalan mulus.
“Listrik sering padam dan dalam sehari kadang 5 kali, sehingga pelayanan e-KTP agak terganggu. Selain itu genset yang diberikan tidak bisa difungsikan,” kata Camat Arse, Yohanes AP melalui Sekcam, Rivai Pane kepada METRO Rabu (19/10) lalu di ruang kerjanya.
Beberapa Arse bermarga Siregar, Marpaung, Ritonga dan Harahap di salah satu warung kopi, , Kamis (20/10) juga memperbincangkan lemahnya pelayanan jasa listrik akhir akhir ini.
“Sudah menjadi kebiasaan sejak 3 bulan terakhir listrik kerap mati. Harusnya PLN mengutamakan pelayanan terbaik agar aktivitas warga pelanggan jasa listrik tidak teraggangu, dan tidak merasa dirugikan dengan adanya kerusakan yang diakibatkan hidup matinya listrik dengan cara tiba tiba yang kerab terjadi,” ucap mereka.
Amatan METRO sekitar 3 bulan terakhir, listrik sering mati dan secara tiba-tiba hidup kembali secara berulang ulang. Paling ironisnya, ketika bulan puasa menjelang berbuka lalu juga sering terjadi. Bahkan ketika sedang asyik nonton TV terutama nonton bola, listrik kerab padam sehingga sangat terasa kurangnya pelayanan di bidang jasa kelistrikan miliki BUMN tersebut.
Sementara Kepala Ranting PT PLN Sipirok, Achmad Mauludainy pada METRO melalui pesan singkat mengatakan, terjadinya pemadaman dikarenakan adanya perbaikan akibat tertimpa pohon di beberapa titik diwilayah PLN Ranting Sipirok. Dia menyampaikan permintaan maaf atas ketidak nyamann pelanggan.
“Maaf pak ada tiang tumbang di Bulu Mario dan pekerjaan di Situmba, petugas kami sedang menyelesaikannya dilapangan. Tambahannya arah Parausorat juga ada jaringan tertimpa pohon dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” pesannya melalui SMS Rabu (19/10) lalu. (ran/mer)

4 Ha Sawah Puso Akibat Luapan Aek Arse

Kamis, 20 Oktober 2011
diguyur hujan deras sebulan terakhir di Kecamatan Arse, Tapsel, air dari Aek Arse meluap. Sedikitnya 4 hektaresawah yang sudah ditanami padi mengalami kerusakan parah dan dipastikan gagal panen (Puso, red).
Masyarakat petani pemilik lahan 4 hektaresawah di sepanjang Aek Arse sangat berharap adanya perhatian dan bantauan dari pemerintah, agar kondisi kerusakan lahan dapat diatasi. Hasil pertanian padi sawah merupakan sumber penghidupan bagi warga.
Amatan METRO Rabu (19/10) lahan persawahan (Saba Lombang, red) yang terletak di antara lingkungan Arse Julu, Kelurahan Arse Nauli dengan Dusun Gunungmanaon, Desa Pardomuan Kecamatan Arse, mengalami kerusakan berat di sepanjang aliran Aek Arse. Padi yang sudah ditanam dan siap panen tertutup pasir, batu dan ranting kayu.
Di samping itu, beberapa titik lahan warga hanyut terkikis arus air, sehingga lebar aliran air jadi bertambah. Dengan kondisi tersebut warga setempat dipastikan kesulitan untuk memperbaiki lahannya yang telah rusak.
Warga setempat yang lahannya terkena imbas luapan Aek Arse, Ginding Pane (30) dan Amin Pane (50) kepada METRO Rabu (19/10) mengatakan, terjangan air luapan Aek Arse yang disebabkan guyuran hujan deras mengakibatkan kerusakan yang cukup berat bagi lahan patani setempat. Kondisi tersebut telah dilaporkan ke Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Tapsel melalui kecamatan, namun hingga kini belum ada upaya perbaikan.
“Kami sebagai warga juga heran mengapa tak ada tanggapan atau perhatian dari pemerintah padahal sudah dilaporkan,” ucap warga.
Sementara Mantri Tani Kecamatan Arse, Junna Siregar SP kepada METRO mengatakan, pihaknya sudah meninjau langsung lokasi tersebut, bahkan telah membuat surat laporan pada dinas agar segera mendapat perhatian.
“Berdasarkan hasil tinjauan kami di lapangan dampak dari luapan tersebut adalah 4 hektaretanaman padi mengalami puso, 5,75 hektarelainnya terkena dan 325 kilogram bibit rusak,” katanya.
Camat Arse, Yohanes AP melalui Sekretaris Kecamatan, Rivai Pane SH pada METRO mengatakan, sangat prihatin dengan kerusakan lahan dan tanaman tersebut.
“Saya sudah meninjau langsung ke sana dan memang kerusakan lahan dan tanaman yang diakibatkan luapan air dari Aek Arse sangat parah. Namun, kita bersabar saja dan kita tunggu saja tanggapan dan penanganan dari pemerintah, karena semuanya tentunya butuh proses,” sebutnya. (ran/mer)

Proyek Drainase Arse Terkesan Asal Jadi

Sabtu, 15 Oktober 2011
SIPIROK-Pembangunan drainase di Jalan Lintas Provinsi Sipirok-Saipar Dolok Hole (SDH), Kabupaten Tapsel di Kelurahan Arse Nauli Kecamatan Arse menimbulkan tanda tanya di tengah-tengah warga.
Pasalnya, upaya pembangunan diduga banyak yang tidak sesuai bestek, mulai dari ukuran, jenis bahan dan material, sehingga pengerjaannya terkesan asal jadi membuat kekhawatiran sarana-prasarana umum tersebut tidak akan bertahan lama nantinya.
Salah seorang aktivis LSM LIRa, Abdul Jalil Nasution yang melintas sambil mengamati pembangunan tersebut, Jumat (14/10) sempat geleng-geleng kepala, karena dinilainya pembangunannya banyak kejanggalan.
“Jelas tampak ukuran tidak sesuai dari atas hingga ke bawah seharusnya secara umum ukuran dari atas harus sama, disamping itu banyak juga proyek yang menempel atau tumpang tindih dengan bekas drainase yang sudah lebih dulu ada,” ujar Abdul Jalil.
Amatan METRO Jumat (14/10) pekerja sedang memasang paret dilingkungan lumban lobu, Kelurahan Arse Nauli dan pelaksanaannyna diduga tidak sesuai bestek serta menindih bekas bangunan lain dari pelaksanaan tersebut. Ketebalan dinding drainase (paret) juga tidak sama dari atas hingga dasarnya.
Di plang proyek menerangkan proyek tersebut merupakan pekerjaan drainase jalan lintas Sipirok SDH di Aek Pohon Kecamatan Arse Kabupaten Tapsel dengan nilai kontrak Rp634.600,000,-dari sumber dana APBD Tingkat I Provinsi Sumut, dimana pelaksana CV Berkat Jaya dengan pelaksanaan 21/7 hingga 19/10 2011.
Namun dari kondisi dilapangan banyak kejanggalan sehingga harus diawasi secara ketat.
Salah seorang putra Sipirok yang peduli pembangunan Baun Aritonang pada METRO melalui telepon mengatakan pihaknya juga sudah melihat kejanggalan pada pembangunan drainase tersebut ketika melintas beberapa hari lalu.
“Kita juga sudah melihat itu dan memang banyak kejanggalan, dan selaku putra Sipirok sangat mendukung upaya pembangunan yang digalakkan pemerintah diwilayah tersebut namun tentunya janganlah asal dikerjakan, dalam waktu dekat kita akan tinjau lagi,” katanya. (ran/mer)

Sabtu, 10 September 2011

Tradisi

Banyak sekali tradisi gotong royong yang diwariskan tetua kita kepada generasinya, salah satunya untuk generasi NAPOSO NAULI BULUNG/muda mudi khususnya daerah arse .
Diantaranya mambuat bulung,makkubak sibodak,mangoloi, dan ini biasanya kebanyakan dilakukan saat ada acara - acara adat.
Tradisi - tradisi ini biasanya mempunyai sanksi sosial yang mana jika ada naposo nauli bulung yang tidak ikut kegiatan
maka, orang - orangpun tidak akan ikut gotong royong jika orang tadi (yang tidak ikut) sedang mengadakan acara.
ini sudah berlangsung sekian lama dan sampai sekarang masih terus dijaga!

Jumat, 09 September 2011

Tradisi Marjambar


Gambaran Kokohnya Kerukunan Antar Umat Beragama
Kata marjambar berasal dari bahasa daerah yang berarti saling berbagi atau saling memberikan satu sama lainnya secara bergantian. Di wilayah Sipirok, Arse, SDH tradisi marjambar sudah dikenal sejak lama.
Amran Pohan-Sipirok

Marjambar identik dengan saling berbagi atau saling memberikan makanan berupa kue hari raya baik Islam maupun Kristen yang merupakan buatan sendiri ataupun yang dibeli di pasaran, yang disuguhkan atau diantarkan langsung pada tetangga atau kaum famili yang berlainan keyakinan.
Tentunya pada suasana peringatan hari besar keagamaan, hal ini diyakini merupakan bentuk kedekatan hubungan antara umat beragama di wilayah ini dan juga bentuk tingginya nilai sosial ditengah-tengah masyarakat yang mengutamakan kebersamaan diatas segalanya.
Nah ! hari bertambah hari, bulan berganti bulan bahkan tahun berganti tahun, akhirnya zaman pun terus berganti yang selalu identik dengan dibarengi dengan kemajuan tekhnologi dan modernisasi. Namun diawal abad 21 kali ini tradisi marjambar tersebut masih diterapkan masyarakat berbeda keyakinan di wilayah Sipirok sekitarnya. Tentu hal ini merupakan suatu kekayaan yang dimiliki bangsa ini yang berlandaskan Pancasila. Namun seiring dengan waktu yang terus bertambah tentunya peran pemerintah melalui berbagai program kelestarian yang sudah ada sejak lama tersebut haruslah dipelihara agar lestari hingga anak cucu kelak.
Jika ditelisik dari setiap perayaan hari besar kegamaan terutama Islam (lebaran) dan Kristen (Natal dan tahun Baru), maka pemandangan yang menyuguhkan toleransi antar umat beragama akan tampak jelas dan kental ditengah masyarakat. Dimana setiap warga yang hendak merayakan hari besar keagamaannya maka akan mendatangi kaum familinya yang beragama lain dengan membawa makanan dan sebaliknya kondisi yang sama akan dibalas pada hari besar agama lainnya.
Semisal pada lebaran 1432 H, tahun ini, hubungan silaturahmi dengan mendatangi rumah-rumah tetangga yang menganut agama Islam masih digelar penganut agama lain (Kristen). Pemandangan serupa juga bisa ditemukan menjelang hari Natal dan Tahun Baru, dimana para penganut agama Islam mendatangi tempat tinggal penganut agama Kristen untuk memberikan selamat, bahkan saling mengatar makanan (kue hari raya) hingga kini masih banyak dilaksanakan.
Bagi sejumlah masyarakat Islam maupun Kristen mengakui tradisi ini telah membuat hubungan antar umat beragama menjadi lebih terjaga. Karena, hari-hari besar agama, seperti Idul Fitri dan Natal, bukan lagi menjadi hari yang khusus bagi salah satu penganut agama saja. Implikasinya pun sangat bagus terhadap kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.
salah seorang warga Sipirok Baginda Siregar (48) pada METRO menjelaskan, memang tradisi marjambar sudah ada sejak lama, namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman sangat dikhawatirkan salah satu kekayaan masyarakat Sipirok tersebut akan terus mengikis dan akhirnya punah.
Disampaikannnya, pada hakikatnya substansi tradisi marjambar hanyalah mengajak umat beragama lain agar secara bersama-sama berbaur dalam suka cita. Tentunya tetap menjaga kesakralan ajaran agama masing masing.
“ini mencerminkan tingginya kepedulian sosial di tengah-tengah umat berlainan agama, kiranya dapat dilestarikan,” katanya. (***)

Senin, 05 September 2011

tips kesehatan: mengatasi insomnia



Buat temen-temen yang sering mengalami kesulita tidur/ insomnia dan Bagaimana cara mengatasi susah tidur tanpa harus mengkonsumsi obat kimia?

Jenis-Jenis Insomnia :

1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya terjadi beberapa malam saja.
2. Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan biasanya akan kembali seperti biasa.
3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung le bih dari 3 minggu.

Penyebab Insomnia
Insomnia adalah gejala seperti juga gejala panas atau sakit kepala, penyebab Insomnia mencakup :

Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insonia transient.
Problem Psikiatri:
Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi, Cemas, Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
Sakit Fisik:
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur.
Selama penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
Faktor Lingkungan:
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
Gaya Hidup:
Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.

Penyembuhan Insomnia
1. Tidurlah hanya sebanyak yang kamu perlukan untuk istirahat, atau untuk menyegarkan badan pada saat bangun tidur.
2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional
3. Jangan bekerja saat hendak tidur
4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.
5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurang cahaya yang tidak diperlukan.
6. Jangan tidur dengan kondisi kamu lapar, sehingga akan membuat kamu terbangun nantinya hanya karena ingin mencari makanan.
7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan coklat.
8. Percayakanlah saat waktu bangun kamu pada alarm jam kamu.Dengan sering melihat jam di kamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
9. Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur.
Olah raga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian. Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.
10.Hilangkan segala kecemasan , pikiran tentang rencana besok, pikiran tentang tugas yang belum selesai.
11.Pendekatan Relaksasi yang paling banyak dipakai adalah :
Relaksasi Progresif dengan menegangnya otot, kita belajar merasakan ketegangan tersebut, kemudian sampai kita dapat merasakan sensasi kebalikannya yaitu relaksasi.

Berikut ini cara melakukan latihan relaksasi progresif. Relaksasi mencakup latihan pernapasan melalui perut adalah tehnik relaksasi yang paling mudah dipelajari.

Tariklah napas melalui hidung dengan tenang perlahan sambil rasakan aliran udara yang melalui hidung dengan cara mengembangkan perut tanpa menggerakkan dada.

Sekiranya cukup udara yang dihirup , berhentilah sejenak dan rasakan kenyamanan dan ketenangan.

Setelah dirasakan cukup buanglah napas dengan perlahan-lahan tenang dengan mengempiskan perut secara perlahan dan tenang dan rasakan kelegaan dan pembebasan dari beban emosi yang ada.

Selasa, 30 Agustus 2011

Selamat hari raya idul fitri


Setelah sebulan lamanya berjuang melawan hawa nafsu akhirnya sampai jugalah kita di hari yang dinantikan yakni hari kemenangan 1 syawal.
Segenap umat bersuka cita menyambutnya,tapi ada juga yang bersedih karena telah meninggalkan bulan penuh ampun bulan ramadhan!.
Allahuakbar.,...3x
walillahil hamda

Jumat, 19 Agustus 2011

Mudik


Kurang lebih 10 hari lagi lebaran akan datang, hari kemenangan bagi yang berpuasa akan tiba!.
Dan dimanakah anda akan merayakannya?
Yang pasti terasa afdol ya di kampung halaman masing - masing, ngumpul sama keluarga besar!
Untuk itu segeralah mudik! ....

Mudik

Kurang lebih 10 hari lagi lebaran akan datang, hari kemenangan bagi yang berpuasa akan tiba!.
Dan dimanakah anda akan merayakannya?
Yang pasti terasa afdol ya di kampung halaman masing - masing, ngumpul sama keluarga besar!
Untuk itu segeralah mudik!

Jumat, 17 Juni 2011

BUDIDAYA TOMAT


Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

budidaya cabai


A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
· Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
· Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
· Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
· Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
· Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
· Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
· Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih
· Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
· Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
· Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
· Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian
· Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
· Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
· Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a
· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
· Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
· Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

2. Cara Tanam
· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
· Plastik polibag dilepas
· Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama
· Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
· Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
· Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk

1 - 4 minggu (kg)

5 - 12 minggu
(kg)
Urea

7

56
SP-36

7

28
KCl

7

28

Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama dan Penyakit
· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
· Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
· Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :
· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
· Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
· Penyortiran dilakukan sejak di lahan
· Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
· Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

Selasa, 14 Juni 2011

Sekitar tapanuli dilanda Gempa

ARSE-14 juni 2011 bumi dalihan natolu dilanda gempa skala besar sebanyak 2 kali, menyebabkan sebagian masyarakat berhamburan keluar rumah. ini terjadi sekitar pukul 7:30wib dan goncangan kedua terjadi sekitar pukul 10:00wib dengan goncangan/kekuatan gempa diperkirakan sekitar 5,5-6,5SR,Gempa susulan juga terjadi sekitar jam 13:00wib. sumber gempa diprediksi berasal dari pergeseran lempeng bumi Disekitar wilayah SIPIROK TAPSEL dan TARUTUNG TAPUT -SUMUT.dan kepada masyarakat dihimbau tetap waspada!

Senin, 13 Juni 2011

Bangunan pasar Arse mulai rusak!

ARSE- biasanya kebutuhan yang tidak dapat kita penuhi sendiri, akan kita minta atau akan kita beli pada orang lain. dan biasanya tempat untuk mendapat kebutuhan tersebut berada di pasar atau sering kita sebut disini poken. tetapi jika kita lihat bangunan pasar kita khususnya pasar arse/poken arba sangat memprihatikan ini bisa kita lihat sendiri langsung atau pada gambar diatas!. dari segi atap beberapa seng atapnya sudah banyak bocor bahkan banyak yang sudah tidak ada!. dari tiangnya juga sudah banyak yang hilang!, belum lagi kondisi lantai yang berlubang-lubang!. hal ini membuat proses jual beli menjadi tidak nyaman. untuk itu pemerintah khususnya dinas terkait diharapkan segera memperhatikan kondisi tersebut!

Selasa, 31 Mei 2011

Jalan Aek Torop Diperbaiki



E-mail
Jumat, 27 Mei 2011
ARSE-Jalan Provinsi Aek Torop di Desa Naggar Jati Hutapadang, Kecamatan Arse, Kabupaten Tapsel yang selama ini rusak parah dan banyak mengancam keselamatan pengguna jalan, telah diperbaiki. Saat ini pengguna jalan merasa lega dan nyaman ketika melintas.
Pantauan METRO Rabu (25/5), kondisi jalan sudah mulus dan lalu-lintas berjalan lancar. Bahkan, beberapa titik jalan provinsi lainnya yang menghubungkan Sipirok-Arse dan SDH sudah tampak mulai diperbaiki. Informasi dari warga setempat perbaikan jalan rusak sedang berlangsung sejak seminggu terakhir.
“Sejak seminggu terakhir, diperbaiki dan arah Simagambat sedang beralngsung,” kata Dani Harahap salah seorang warga sekitar, Rabu (25/5) kemarin.
Beberapa warga dan pengguna jalan mengaku senang dengan perhatian pemerintah dalam memperbaiki kondisi jalan yang telah rusak parah sekitar 10 tahun terakhir dan tetap berharap agar pemerintah jangan memperbaiki jalan saja tetapi memperhatikan paret jalan karena dinilai menjadi penyebab kerusakan jalan.
“Kami sangat senang dengan perbaikan yang ada karena selama ini jalan tersebut selalu menjadi masalah bagi kami dan pengendara yang lalu lalang terutama pada saat hujan, tapi kalau bisa kami sangat berharap agar paret jalan juga diperbaiki karena paret yang tak berfungsi makanya jalan ini cepat rusak,” kata warga Bermarga Harahap, Pane dan Siregar di kedai yang ramai membicarakan perbaikan jalan tersebut.
Pengguna jalan lainnya, Arwan (28) pada METRO juga mengatakan hal yang sama. “Syukurlah, dengan adanya perbaikan beberapa titik jalan yang rusak waktu tempuh perjalanan Sipirok-Sipagimbar jadi berkurang sekitar 30 menit. Mudah-mudahan kondisinya awet dan tahan lama,” katanya. yang mengaku selama ini atau sebelum diperbaiki jarak tempuh Sipirok Sipagimbar yang jaraknya sekitar 40 km mengahabiskan waktu sekitar 2 jam. (ran/mer)

Rabu, 25 Mei 2011

PANE keturunan NAIRASAON



Nai Rasaon

Nama (gelar) putra kedua dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri kedua tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Rasaon. Nama sebenarnya ialah Raja Mangarerak, tetapi hingga sekarang semua keturunan Raja Mangarerak lebih sering dinamai orang Nai Rasaon.

Raja Mangarerak mempunyai dua orang putra, yaitu Raja Mardopang dan Raja Mangatur. Ada empat marga pokok dari keturunan Raja Mangarerak:

  • Raja Mardopang Menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga Sitorus, Sirait, dan Butar-butar. MARGA PANE ADALAH CABANG MARGA SITORUS
  • Raja Mangatur Menurut nama putranya, Toga Manurung, lahir marga Manurung.


(sumber: Sejarah Batak, oleh Nalom Siahaan, 1964)

TIGA GELOMBANG MASUKNYA ISLAM KE TAPANULI



Melalui Barus
----------------

Gelombang pertama masuknya Islam ke Sumut berlangsung sebelum dinasti Sisingamangaraja dimulai pada sekitar pertengahan tahun 1500-an.

Dugaan paling kuat tentang awal masuknya Islam ke Sumut, adalah melalui transit pelayaran antara India atau Persia di sebelah barat dengan Tiongkok di bagian timur. Seperti dinyatakan Ridwan, pelaut-pelaut itu singgah di Barus dalam urusan pribadi, untuk berdagang, bukan penyebaran agama.

Bandar Barus, kini di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, sekitar 280 kilometer dari Medan, waktu itu termasuk tempat persinggahan terbesar di pantai barat Sumatera. Pedagang Gujarat dan Parsia selalu singgah di sini sebelum melanjutkan pelayaran.

Salah satu bukti atau petunjuk tentang mula masuknya Islam masih bisa dijumpai hingga sekarang, berupa makam Islam tua di 11 lokasi. Misalnya komplek makam Syeh Machmudsyah di Bukit Papan Tinggi, dan makam Syeh Rukunuddin di Bukit Mahligai di Desa Aek Dakka. Keduanya wafat pada tahun 440 dan 480 Hijriah. Angka itu diperoleh setelah menafsirkan tulisan pada nisannya.

Menurut penelitian Hasan Muarif Ambary dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 1978 hingga 1980 dan diulangi pada tahun 1995, di dua komplek makam kuno itu terdapat lebih dari 100 kuburan. Makam tertua di komplek itu adalah makam Tuhar Amisuri. Wafat tahun 602 Hijriah atau 1212 Masehi. Makam tersebut 94 tahun lebih tua dibanding makam Sultan Malikul Shaleh di Mounasah Beringin, Kutakarang, Aceh.

Dengan bukti baru itu, Hasan yang juga guru besar di Fakultas Adab, Institut Agama Islam Negeri Jakarta dan Ketua Dewan Kurator Bayt Al Qur’an dan Museum Istiqlal, Jakarta, menduga bahwa komunitas Islam lebih dulu terbentuk di Barus, daripada di Aceh. Namun karena tak ada bukti-bukti sejarah lebih kuat, tidak bisa disimpulkan bahwa Barus yang masuk dalam wilayah Tapanuli, merupakan kota Islam pertama di Nusantara.

Kesimpulan sementara bahwa Islam masuk pertama sekali melalui Barus cukup beralasan. Berita tentang Kerajaan Islam di Aceh baru diketahui setelah seorang penjelajah dunia Marcopolo menulis, dia sempat singgah di Kerajaan Samudera Pasai tahun 692 H atau tahun 1292 M. Di sana Marcopolo menemui banyak orang Arab menyebarkan Islam.

Catatan lain bersumber dari Ibnu Battuthah, seorang pengembara Muslim dari Maroko yang wafat tahun 1377. Ia singgah di Samudera Pasai tahun 746 H atau tahun 1345 M. Raja waktu itu Malik Al-Dzahir II (1326-1348 M), seorang yang kuat berpegang pada agama Islam dalam aliran Mazhab Syafi’i. Menurutnya Pasai telah menerima Islam dalam jangka masa satu abad sebelum kedatangannya.

Samudera Pasai memang bukan kerajaan Islam pertama di Aceh. Ia adalah kerajaan kedua setelah Peureulak (Perlak) yang berdiri pada hari Selasa, 1 Muharram 225 H dengan raja pertamanya Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Bahkan Perlak juga jadi kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Setelah itu baru muncul Samudera Pasai, Kerajaan Aceh Darussalam dan kerajaan-kerajaan bercorak Islam lainnya di Indonesia seperti Malaka, Demak, Cirebon serta Ternate.

Namun pengembangan Islam di Aceh sangat berhubungan erat dengan raja pertama Samudera Pasai Sultan Malikul Saleh (1276-1297 M). Sultan Malik Al – Salih atau biasa disebut Malikul Saleh, nama aslinya Marah Silu sebelum disyahadatkan Sheikh Ismail dari Makkah dan mendapat gelar Al Marhum Paduka Said Samudera setelah meninggal dunia.

Dengan demikian, makam-makam di Barus lebih tua umurnya dibanding masa berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. Bahkan jauh lebih tua dibanding makam Fathimah binti Maimun di Gresik, Jawa Timur. Sebelumnya makam ini dianggap peninggalan Islam tertua di Indonesia karena pada nisan makam wanita asal Arab ini, tertulis angka tahun 475 H/1082 M, atau pada zaman Kerajaan Singasari.


Masih Dangkal
-----------------

Walau Islam pertama sekali masuk melalui Tapanuli, namun karena ketiadaan pendakwah secara khusus itu, maka Islam diterima dengan dangkal serta masih dicampuri dengan mistik karena adat budaya lokal masa itu adalah animisme.

Masa persinggahan pedagang Arab itu ternyata tidak cukup lama untuk menanamkan ajaran Islam secara utuh. Sesudah kedatangan bangsa Portugis ke Nusantara sekitar abad ke 15, maka para pelaut pedagang Islam itu menghilang karena selalu mendapat serangan dari pelaut Portugis. Pusat perdagangan pun sudah berpindah ke Selat Malaka. Akibatnya Barus hilang dalam peta pelayaran internasional.

Namun kedatangan sementara pedagang Muslim itu telah menyebabkan pembauran budaya. Sebagian orang Batak di wilayah Barus mulai mengadaptasi Islam. Mereka yang beragama Islam karena proses pernikahan antara para pedagang Persia dengan penduduk lokal, dengan sendirinya menyisakan corak Islam, walau ajaran Islam belum diterima secara sempurna.

Menurut Ridwan, proses masuknya Islam ke Barus itu lebih menekankan pada hal bersifat tauhid, menekankan pada aspek pembentukan keyakinan.

“Ternyata perkembangan Islam melalui Barus tidak terlalu ekspansif. Mungkin ada persoalan perbedaan kultur, budaya. Kedua mungkin perbedaan ras, mungkin orang Arab itu berkulit putih, sedangkan Batak berkulit hitam. Kemudian ada tantangan dari kepercayaan lokal yang menganut animisme dan dinamisme. Karena itu Islam hanya beredar di situ saja tidak melebar lebih jauh,” tukas Ridwan.

Ditamsilkan Ridwan, sebenarnya hampir semua sejarah dunia, kalau pendakwah berpindah tempat, biasanya Islam itu akan tersebar di tempat kepindahannya itu. Karena Islam mudah masuk dalam ke semua masyarakat.

“Lihat saja di Indonesia. Islam tidak dikembangkan dengan ekspansi, tetapi kok bisa menyebar seperti sekarang ini?” katanya.


Gelombang Kedua Melalui Aceh
-------------------------------------

Pedagang Parsia yang singgah di Barus, diyakini merupakan suatu kafilah dengan tujuan utama daratan Tiongkok (China). Selain di Barus, sebagian di antara mereka juga mendarat di Aceh. Diduga kuat, di sini proses penyebaran lebih serius. Terbukti Kerajaan Samudera Pasai kemudian berdiri dan menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Sejarah mencatat, Aceh menjadi kerajaan kuat. Sempat berkuasa hingga ke Bengkulu, Malaka dan termasuk Minangkabau. Di Minangkabau, kekuasaan Aceh terutama di kawasan pesisir barat, seperti Tiku, Padang, Salido, Indrapura serta Pariaman.

Aceh pernah mengangkat seorang sultannya di Pariaman, Sulthan Mughal, cucu dari Sultan Aceh Ali Mughayat Syah. Pada tahun 1576 dia dijeput ke Pariaman dan dilantik menjadi Sultan Aceh dengan gelar Sultan Seri Alam. Kekuasaan Aceh berakhir tahun 1663, seiring dengan masuknya kongsi dagang Belanda, VOC (Verenigde Oostindische Compagnie).

Aceh juga tercatat pernah menaklukkan Kerajaan Aru atau Haru, Kota Medan sekarang, pada bulan Januari dan Nopember 1539. Penyerangan itu akhirnya membuat sebagian besar penduduk Haru masuk Islam. Haru lantas menjadi kerajaan Islam pertama di wilayah Sumut sekarang.

Islam dari Aceh ini menyebar kawasan pantai timur Sumut. Sebab itu umat Islam yang bermukim di pinggiran pantai timur seperti Medan, Asahan hingga Labuhan Batu merupakan buah penyebaran dari Aceh ini.

“Polanya juga mudah dilihat sebab penyebaran Islam dari Aceh dalam bentuk tasawuf atau tharekat. Lebih banyak menekankan pada pada amaliyah ubudiyah. Sebab itu kita lihat di sini hampir tidak ada masalah atau ketegangan hubungan antara Islam dengan agama lokal. Karena kalau kita bicara tasawuf atau tharekat itu adalah pendekatan esoteris,” kata Ridwan.

Dikatakan Ridwan lagi, pendekatan tasawuf atau tharekat itu lebih diutamakan pada pendalaman makna. Tidak mempersoalkan simbol-simbol sosial. Sepanjang makna sudah masuk, tidak ada persoalan.

“Karena itu pola Islam seperti ini lebih mudah masuk dan bertahan lebih lama. Tidak menciptakan ketegangan. Seperti tepung tawar, orang tepung tawar biasa saja. Sebelum Islam tepung tawar, setelah Islam tepung tawar juga. Biasa saja. Persoalannya bukan pada bentuk tepung tawar, tetapi makna di balik tepung tawar kalau makna ini sudah seusai peraturan silahkan saja,” tukas Ridwan yang juga Ketua Forum Komunikasi Pemuka Antaragama (FKPA) Sumut.

Lepas dari tiga pola tersebut, saat ini penganut Islam merupakan mayoritas di Sumut. Data dari Kantor Wilayah Departemen Agama Sumut menyebutkan dari 11.814.233 penduduk Sumut (berbeda dengan data Biro Pusat Statistik Sumut yang menyatakan penduduk Sumut berjumlah 11.890.399 jiwa) sebanyak 7.506.103 orang memeluk Islam. Hal itu juga berpengaruh pada banyaknya jumlah rumah ibadah.

Jadi kendatipun tiga gelombang pengislaman tetap tidak berjalan di Tanah Batak, namun toh kini Islam terus berkembang dan menjadi mayoritas di Sumut.

Namun seorang penda’i keturunan China/Tionghoa di Medan, Ibrahim Musa Daud Isa Muhammad Alwy (Chou Chin Wie) menyatakan, perkembangan belakangan ini di Sumut, sebagian masyarakat keturunan China yang beragam Islam, sudah mulai mengalami pemurtadan.

“Tidak diketahui alasan pastinya. Kemungkinan masalah politis. Mungkin dahulu sebelum masa reformasi, lebih aman jika beragama Islam. Namun kini, memakai agama keturunan yang lama juga tidak masalah. Tetapi entahlah, saya tidak begitu bisa menjelaskannya,” kata Ibrahim sambil menyatakan paling hanya sekitar seribu orang saja etnis China yang memeluk Islam di Sumut dari sekitar 1.670.000 yang terdata. Jumlah itu kemungkinan akan terus berkurang karena alasan reformasi tadi.


Gelombang Terakhir
-----------------------

Syawal 1233 Hijriah atau sekitar tahun 1816 Masehi. Tak kurang dari lima ribu orang pasukan berkuda Tentera Paderi masuk ke Mandailing, yang merupakan daerah perbatasan Sumatera Utara (Sumut) dengan dengan Sumatera Barat sekarang. Seperti semua penunggang kuda, Tuanku Rao yang bernama Fakih Muhammad, pemimpin pasukan ini mengenakan jubah putih dengan serban di kepala, khas Tuanku Imam Bonjol.


Mereka masuk melalui Muara Sipongi dan menaklukkan Penyambungan dan terus bergerak ke utara. Misi utama penyerangan itu untuk mendirikan Islam yang kaffah, yang sesuai dengan Al Quran dan Hadist sesuai dengan paham Islam Wahhabi yang dianut Paderi. (lihat Andil Paderi di Tanah Batak)

Tidak begitu sulit proses penegakan syariat Islam ini karena ternyata sebagian orang Mandailing dan Angkola (sekarang Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padang Sidempuan di Sumut) ternyata sudah ada yang memeluk Islam.

Usai menaklukkan Mandailing, pasukan dengan pedang di pinggang ini, bergerak lebih ke utara. Rencananya mereka akan menaklukkan tanah Batak yang pada saat itu masih menganut animisme dan dinamisme.
Di Sipirok, kini salah satu kecamatan di Tapanuli Selatan, mereka berhenti untuk menyusun strategi dan menambah kekuatan pasukan. Tuanku Rao lalu merekrut ribuan penduduk setempat yang sudah diislamkan/telah masuk islam dalam pasukannya. Pasar Sipirok yang sekarang dahulunya merupakan tempat latihan infrantri dan kavaleri, pasukan berkuda.


Setelah jumlah pasukan dirasa cukup dan strategi telah matang, Tuanku Rao melanjutkan penyerangan ke pusat kerajaan Batak yang dipimpin Sisingamangaraja X yang bernama Ompu Tuan Nabolon.

Pasukan Paderi bergerak melewati Silantom, Pangaribuan, Silindung dan terus ke Butar dan Humbang yang merupakan daerah pusat kekuasaan Sisingamangaraja X. Di Desa Butar pasukan Paderi bertemu dengan pasukan Sisingamangaraja X. Naas, dalam pertempuran itu, Sisingamangaraja X tewas dengan leher terputus.

Menurut Ompu Buntilan alias Batara Sangti dalam bukunya Sejarah Batak, Sisingamangaraja X yang lahir pada tahun 1785, meninggal dunia pada tahun 1819 dalam usia 34 tahun. Waktu dia baru berkuasa sebagai raja selama empat tahun saja.

Satu hal yang pasti, penyerangan itu memakan banyak korban. WA Braasem dalam bukunya Proza en Poëzie om her Heilige Meer der Bataks menulis, “Pada permulaan abad yang lalu maka oleh apa yang dinamakan Penyerbuan Paderi (mazhab Islam ortodoks yang datang dari Minangkabau untuk menyebarkan Islam dengan api dan ujung pedang) ke pusat Tano Batak yang menurut tafsiran Junghuhn lebih dari 200 ribu orang yang mati terbunuh, di mana rakyat toh tidak menjadi Islam.”

Kesan agak berlebihan tentang serangan itu tertulis dalam Sedjarah HKBP yang ditulis Dr J Sihombing. Disebutkan, pasukan Tuanku Rao membakar rumah-rumah penduduk, ternak dipotong, barang-barang berharga dirampas. Rakyat berlarian, bersembunyi di hutan-hutan dan dalam gua-gua. Mulut anak kecil disumpal dengan kain, agar tidak terdengar suara atau tangisannya.

Perlawanan memang dilakukan rakyat Batak, tetapi Paderi sangat kuat. Mereka pun kalah. Penyerangan itu mengakibatkan tanah Batak banjir darah dan mayat. Perang ini juga mengakibatkan rakyat Batak miskin luar biasa. Lalu muncul dampak baru, penyakit kolera yang bersumber dari gelimpangan mayat-mayat. Belum ada obat penyembuh. Setiap orang yang terjangkit, paling lama dalam dua atau tiga hari dan akhirnya meninggal dunia.

Wabah kolera itu turut menjadi alasan keluarnya Paderi dari Batak. Mereka kembali ke Minangkabau untuk menghadapi Belanda yang semakin menancapkan kukunya. Dalam sebuah pertempuran di Air Bangis, Kab. Pasaman, Sumatera Barat, pada Januari 1833, Tuanku Rao akhirnya meninggal dunia. Mayatnya tidak ditemukan, kemungkinan dicampakkan Belanda ke tengah laut.

Usai Tuanku Rao memimpin pasukan ke Batak, datang lagi satu pasukan Paderi lainnya ke Mandailing, dipimpin Tuanku Tambusai. (lihat Rao dan Tambusai Jadi Rebutan)

Berbeda juga dengan Tuanku Rao yang masuk ke Mandailing melalui Muara Sipongi, maka pasukan masuk melalui Sibuhuan, Padang Lawas, Padang Bolak, walau akhirnya juga ke Sipirok. Di sini pula dibangun cikal-bakal mesjid pertama di Sipirok secara sederhana. Mesjid bernama Raya Sori Alam Dunia Sipirok Mashalih yang pemugarannya dalam ujud yang sekarang dibangun sejak 16 Juli 1926 itu secara resmi dimasuki pada 16 Juli 1933 dan masih dipergunakan hingga sekarang.

Kendati sama-sama berasal dari Paderi, namun dalam pengislaman pola Tuanku Tambusai sudah lebih lembut dibanding Tuanku Rao. Namun yang pasti kedua misi pengislaman tersebut pada akhirnya menjadikan Mandailing masa kini, yakni Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padang Sidempuan sebagai daerah dengan persentase pemeluk Islam terbesar di Sumut.

Serangan Paderi di bawah pimpinan kedua tokoh tersebut, merupakan gelombang terakhir dari tiga gelombang masuknya Islam ke Sumut. Yang unik, dari tiga gelombang masuknya Islam itu, tidak satupun berhasil membuat Islam tersebar di Tanah Batak, wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba Samosir sekarang.

“Seolah ada rantai yang terputus dalam proses penyebaran Islam di Tanah Batak,” kata Profesor HM Ridwan Lubis, Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut.

Menurut Ridwan kegagalan proses pengislaman di Tanah Batak karena polanya salah. Apalagi tentara Paderi meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Batak. Dalam sejumlah catatan cendikiawan Batak, serangan Paderi merupakan kepedihan pertama yang dialami masyarakat Batak. Sedangkan kepedihan kedua diakibatkan perang melawan penjajahan Belanda tahun 1877.

“Saya melihat kegagalan itu karena Wahhabi membawa corak Islam puritan gerakan kepada pemurnian. Kedatangan Islam ke sana bukan dalam wacara tasawuf, tetapi dalam wacana fiqh. Mereka membawa tema perubahan simbol,” tukas Ridwan.

Pola ini, kata Ridwan, tentu akan menghadapi perlawanan, berkontroversi dengan budaya lokal. Wacana Wahhabi itu cocoknya untuk mereka yang baru masuk Islam, makanya berjalan di Mandailing.

“Jika pakai tasawuf mestinya Tapanuli akan Islam juga,” tukas Ridwan.


Kesulitan Penentuan
-------------------------

Menurut Ridwan, sebenarnya agak sulit menentukan tentang bagaimana proses masuknya Islam ke Sumut. Dibutuhkan studi lebih mendalam, terutama tentang peninggalan-peninggalan sejarah, sehingga akan diperoleh gambaran lebih jelas tentang proses masuknya Islam tersebut.

“Ada tiga teori menentukan bagaimana Islam masuk. Pertama bagaimana Islam datang, paling tidak ada satu dua orang yang sudah Islam. Kedua bagaimana Islam berkembang, artinya Islam sudah membentuk komunitas suatu masyarakat. Biasanya jika ini jadi patokan, maka kita melihat adanya peninggalan komunitas seperti adanya mesjid dan mushola. Ketiga, ketika Islam sebagai kekuatan politik, Islam sebagai sebuah kerajaan,” kata Ridwan.

Agak sulit, kata Ridwan, menentukan waktu masuk sebenarnya. Pasalnya Islam datang ke Sumut bukan dalam bentuk ekspedisi khusus. Jadi kehadiran Islam karena kedatangan, aktivitas, kreativitas dan gagasan pribadi.

“Ini bukan hanya di Sumut, tetapi di Indonesia atau Asia Tenggara. Karena Islam datang dalam bentuk dakwah, bukan ekspansi. Makanya sulit menentukan,” kata Ridwan.

BATAK ANGKOLA


Drs H Syamsul Bahri Ritonga MSi Glr Sutan Humala Muda
Ini tidak terkait dengan pemekaran-pemekaran. Sampai sekarang, termasuk di Sumatera Utara masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu Angkola dan bagaimana pula hubungannya dengan daerah atau etnik lainnya. Meskipun sebenarnya tidak sedikit yang telah memahami bahwa Sumatera Utara didiami oleh penduduk dari berbagai suku/etnik asli dan pendatang, apakah dalam jumlah besar atau dalam jumlah yang masih sedikit. Dalam sejarah Tapanuli Selatan, dijelaskan bahwa Angkola mengandung dua kandungan arti penting, Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah, sedangkan makna yang lain Angkola adalah sebuah etnik yang berdiri sendiri dan asli di Sumatera Utara ini.
Sejarah mencatat bahwa sebelum Indonesia merdeka, Wilayah Pemerintahan di Tapanuli Selatan dahulunya bernama Afdeling dipimpin oleh sorang Residen dengan pusat Pemerintahan di Padangsidimpuan, membawahi 3 Onder Afdeling dan masing-masing dipimpin oleh Controlleur, seterusnya membawahi Onder Distrik yang dipimpin oleh Asisten Demang. Onder Afdeling di bawah Afdeling, antara lain Angkola dan Sipirok berpusat di Padangsidimpuan, Onder Afdeling Padang Lawas di Sibuhuan, dan Onder Afdeling Mandailing di Kota Nopan. Selanjutnya Onder Afdeling yang membawahi Onder Distrik. Angkola, membawahi 3 Distrik masing-masing Angkola dengan pusat Padangsidimpuan, Batang Toru di Batang Toru, dan Distrik Sipirok di Sipirok. Onder Distrik ini membawahi pula Luhat/Kuria yang dipimpin oleh Kepala Kuria. Sebelum kemerdekaan, ketiga Onder Afdeling yang ada sama kedudukannya dengan kabupaten yang dipimpin oleh Bupati, namun setelah pemulihan kekuasaan tahun 1949, seluruhnya digabung menjadi satu kabupaten dengan pusat pemerintahan di Padangsidimpuan. Dalam pemerintahan sekarang, Onder Afdeling Angkola yang sebelumnya terdiri dari tiga Onder Distrik dan beberapa Kekuriaan telah berkembang menjadi beberapa kecamatan. Seperti Kuria Sipirok telah dipecah/dimekarkan menjadi beberapa kecamatan, antara lain Sipirok, Arse (pemekaran dari Sipirok), Padangsidimpuan Timur, Saipar Dolok Hole, dan Aek Bilah (pemekaran dari Saipar Dolok Hole), Batang Angkola, Sayur Matinggi, Sigalangan hingga ke Batang Toru dengan beberapa pemekarannya, sampai Dolok/Sipiongot. Angkola sebagai Etnik Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami Wilayah Angkola, yang diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi, itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari etnik lain).
Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan disekitar Sabungan/Padangsidimpuan, Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena dan lain-lain. Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti : -Falsafah dasar "Dalihan Na Tolu", sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani, -Adat Istiadat Budaya, -Pakaian Adat dengan Tenunan sendiri, -Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya Biasa, Andung, Bura atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola Ni Hata.
Sedangkan Aksara Angkola yang jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA ( Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan simbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O, dan U serta Simbol Pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dll. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya. -Mempunyai Kesenian dan Alatnya serta Ornamen khas. -Dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan. -dan lain-lain ciri khas kebudayaannya yang telah dianut secara turun temurun. Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran di SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola Ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian), dan lain-lain yang dipergunakan adalah versi Angkola. Dari segi garis keturunan yang menerapkan sistem Patrilineal, masyarakat Angkola ditandai dengan Marga/Clan yang dominan seperti Harahap, Siregar, Pane dengan rumpun marganya, seluruhnya mendiami ketiga onder distrik tersebut. Dilihat dari segi Falsafah Dalihan Na Tolu, hubungan kekeluargaan Etnik Angkola dibagi kepada: 1. Mora, yaitu pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan, karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping raja-raja maupun Pemangku Adat; 2. Kahanggi, yaitu keluarga yang mempunyai hajatan atau Horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru). Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan Na Tolu tersebut masih mempunyai teman kelompok (sajuguan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pareban (saudara/keluarga sepengambilan), dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit. Tidak Dikenal Banyak orang yang cukup mengenal kata Angkola, mengenal Sipirok, tetapi lebih banyak yang tidak mengenal Etnis Angkola. Hal ini antara lain disebabkan karena:
1. Kurangnya sosialisasi tentang Angkola, sebab terbatasnya penutur sejarah budaya Angkola.
2. Kurangnya minat generasi muda mempelajari sejarah asal-muasal.
3. Kurangnya kecintaan terhadap adat istiadat dan budaya. Tidaklah diragukan jika pada umumnya orang Tapanuli Selatan seluruhnya (etnik aslinya) dianggap orang Mandailing, padahal orang Mandailing sendiri tidak pernah menganggap atau menyamakan orang Angkola dengan orang Mandailing. Meskipun dalam adat istiadat budayanya ada persamaan, namun tetap ada perbedaan yang tak perlu dipertentangkan. Penutup Uraian ringkas di atas menggambarkan, bahwa Angkola jelas adalah merupakan sebuah Etnis Asli dan berdiri sendiri di Sumatera Utara, mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri. Apabila masih ada yang meragukan tentang itu, boleh-boleh saja dan silakan untuk meneliti lebih mendalam. Namun bagi saudara-saudara yang berasal dari Angkola dengan marga seperti Harahap (selaku pendiri Padangsidimpuan = di Padang Na Dimpu) dengan saudaranya, juga marga Siregar dengan keturunannya, demikian pula marga Pane, Hutasuhut, Rambe dan lain-lain tidak perlu ragu akan keberadaan Angkola termasuk salah satu dari sekian banyak etnik yang ada di nusantara ini. Oleh karena itu, apabila kita berasal dari etnik Angkola, akuilah dan cintailah bahwa kita memang orang Angkola.
Penulis adalah PNS Pemprovsu Oleh Redaksi Web - Wednesday 23 January 2008 - 12:34:22
| Kirim kepada teman

Selasa, 24 Mei 2011

ORANG BATAK DI LIGA EROPA

Radja Nainggolan Jadi Incaran AC Milan

Foto: Radja Nainggolan

Milan. Radja Nainggolan menjadi pergunjingan di jagat sepak bola Italia berkat penampilan gemilangnya bersama Cagliari musim ini. Bahkan, pemain berusia 23 tahun tersebut diincar tim juara Seri A Liga Italia, AC Milan.

Radja meniti karier di Seri A Liga Italia seperti pemain lainnya. Ia bergabung dengan Cagliari musim panas lalu setelah membela Piacenza selama tiga musim. Permainan cemerlangnya musim ini membuat AC Milan, Inter Milan, dan Napoli, kepincut.

Radja lahir di Antwerp, Belgia, dari ayah asal Indonesia, Marianus Nainggolan, dan ibu asal Belgia, Lizy Bogaerts. Radja memiliki dua adik perempuan kembar dan tiga saudara tiri. Semua saudaranya tinggal bersama ayah mereka di Bali. Ayah dan ibu Radja berpisah ketika Radja masih berusia enam tahun.

Adik perempuan Radja ikut ayah mereka ke Indonesia. Sementara, Radja tinggal bersama ibunya. Bakat sepak bola Radja mulai terasah di Germinal Beerschot. “Sejak kecil saya suka main bola. Bahkan ketika berusia lima tahun, saya masuk sebuah tim di kota saya,” ujar Radja. “Pada usia 10 tahun, saya pindah ke Germinal Beerschot. Saya mengasah kemampuan saya di sana saat remaja. Akhirnya, ketika berusia 16 tahun, agen saya mengatakan kepada saya bahwa sebuah klub Italia tertarik dengan saya. Jadi, saya pindah ke Piacenza,” kata Radja.

“Itu merupakan mimpi yang menjadi kenyataan: bermain di Italia. Tetapi, awalnya itu tidak mudah karena umur saya baru 16 tahun. Saya tinggal di negeri asing sendiri. Namun, tekad bulat saya mampu mengatasi seluruh rintangan yang saya hadapi,” ujarnya.

Nainggolan mengaku terkejut dengan kemampuannya yang meningkat setelah naik kelas dari Seri B musim ini. “Antara Seri A dan B ada kesenjangan tajam dalam hal fisik dan taktik,” ujar Radja. “Sebuah kebanggaan tersendiri saya bisa dilatih Roberto Donadoni, pelatih dengan pengalaman segudang yang banyak mengajari saya,” katanya.

Mantan pelatih Cagliari Pierpaolo Bisoli mengaku sebagai penggemar Radja. Bisoli yakin Radja bisa tampil di panggung yang lebih besar. “Ia pemain besar,” ujar Bisoli. “Ia sangat kuat secara fisik dan teknik. Ia bisa bermain di tim-tim besar seperti Napoli.”

Radja sadar selentingan mengenai transfer berkeliaran di sekelilingnya. Namun, Radja berusaha tetap rendah hati. Pemain yang baru saja menikahi gadis lokal ini mengaku senang bisa mengembangkan kemampuan sepak bolanya di Cagliari di bawah Donadoni. “Saya senang di Cagliari dan saya yakin ini merupakan tempat ideal untuk tumbuh dan menjadi matang,” kata Radja.

Piacenza mengizinkan Radja pindah ke Cagliari dengan kesepakatan sama-sama memiliki Radja. Meski sempat menolak menjual Radja, Piacenza berpeluang menjual Radja yang namanya tengah berkibar. Apalagi, beberapa klub Seri A tertarik menggaet Radja.

Sosok Radja yang memiliki darah Indonesia dianggap bisa menjadi faktor pendulang pasar di kawasan Asia. Pasalnya, Seri A berebut pasar Asia dengan Liga Primer Inggris dan Liga Spanyol.

Profil Radja yang mulai dikenal di Indonesia juga dimanfaatkan dengan wawancara Radja untuk mempromosikan Seri A ke Asia. “Saya sebenarnya tidak lahir di Indonesia,” ujar Radja seraya tertawa. “Saya besar sebagai anak-anak di Antwerp. Tetapi, saya memang berencana pergi ke sana (Indonesia).”

“Saya mengikuti sepak bola Asia dan saya rasa mereka berubah dengan cepat terutama di Jepang dan Korea Selatan. Banyak pemain-pemain bagus,” katanya. “Mungkin secara fisik mereka mengalami masalah, tetapi kendala itu bisa diatasi dengan teknik dan kecepatan.”

Kini, Radja tercatat membela tim Belgia. Oleh karena itu, peluang untuk membela tim nasional Indonesia dianggap sudah tertutup. Tetapi, mencuatnya nama Radja menjadi jaminan ia bakal menjadi idola di Indonesia. Presiden Cagliari Massimo Cellino pun sadar mereka punya aset emas. “Saya berani bertaruh ia akan bermain untuk Real Madrid,” ujar Cellino. “Ia baru 23 tahun, tapi punya kualitas yang hebat. Tetap,i kami tidak akan menjualnya musim panas mendatang. Ia akan mengembangkan diri di sini dan akan menjadi lebih baik,” kata Cellino. (okz)

Okezone.com

Tapsel, Balai Desa Arse Butuh Perbaikan


ARSE - Kondisi balai desa di Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan memprihatinkan. Lantainya hancur, pekarangan ditumbuhi rumput, tiang dan kuda-kuda bangunan banyak yang lapuk, dan sebagian besar dinding sudah tak ada di tempatnya. Melihat kondisi ini pemerintah diharapkan segera mengalokasikan dana agar fasilitas umum tersebut bisa difungsikan dan dimanfaatkan sebagai fasilitas umum kemasyarakatan di Kecamatan Arse.

Salah seorang aktivis LSM LIRa Kecamatan Arse, Amin Pane, menyebutkan, balai desa yang dibangun semi permanen dan berukuran sekitar 8 x 20 meter persegi di pinggir Jalan Provinsi Sipirok-Siagimbar km 12, tepatnya di simpang Gunung Manaon ini, hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah.Sebab, balai desa cukup memiliki manfaat yang besar bagi warga Arse terutama yang membutuhkan sarana balai desa yang menampung banyak warga. “Sangat bagus jika gedung itu diperbaiki apalagi di wilayah Arse belum ada fasilias bangunan yang memadai untuk acara pertemuan yang menampung banyak peserta,” ucapnya.

Sementara itu, Camat Arse, Johanes SP, yang dihubungi METRO, Minggu (27/3), mengatakan, pada musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) tahun 2011, sudah ada usulan untuk membangun tempat pertemuan. Namun belum ditetapkan di mana lokasinya. “Apakah di balai desa yang lama atau cari tempat yang baru di sekitar lingkungan kantor camat,” tandasnya. (ran) (metrosiantar.com)

Camat se-Tapsel dilantik jadi PPATS




P.SIDIMPUAN - Pemkab Tapanuli Selatan menjadi pemerintah daerah pertama dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang seluruh camatnya dilantik menjadi Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPATS).

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tapsel Sudarsono bersama Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, usai melantik sekaligus mengambil sumpah 14 camat se-Tapsel ditambah 3 camat dari Kab. Padanglawas Utara menjadi PPATS.

Upacara pelantikan sekaligus pengambilan sumpah ini dilangsungkan di aula beringi, kantor Bupati Tapsel di Jalan Kenanga, Kota Padangsidimpuan, Senin (23/5). Turut hadir Plt Sekdakab Aswin Efendi Siregar, Kapolres Tapsel diwakili Kasat Reskrim AKP Lukmin Siregar, para pimpinan SKP dan pejabat BPN Tapsel.

“Pemkab Tapsel daerah pertama di Sumut yang seluruh camatnya dilantik menjadi PPATS. Atas nama seluruh masyarakat Tapsel, saya ucapkan terimakasih kepada Kepala Kanwil BPN di Medan M Setia Budi yang telah menerima dan merespon permohonan kami dalam waktu dua pekan,” ucap Syahrul.

Ditambahkan, sebelum ini Pemkab bersama BPN Tapsel berkoordinasi untuk mengusulkan pengangkatan sekaligus pelantikan tersebut. Ini sebagai tindaklanjut dari UU No.28 tahun 2010 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kemudian Perda Pemkab Tapsel No.16 tahun 2010 tentang Pajak Daerah yang telah lolos seleksi Menteri Keuangan.

“Semua ini terwujud dalam waktu dua pecan. Jadi disini saya ingin menegaskan bahwa pengurusan berkas dan administrasi di BPN yang disebut-sebut selalau bertele-tele, ternyata tidak benar,” tegas Syahrul.

Kepala BPN Tapsel Sudarsono menyebut kata ‘Sementara’ pada jabatan baru yang diterima para camat ini bermaksud periodik. Yakni, para camat mengemban jabatan itu hanya selama yang bersangkutan menjabat sebagai camat.

“PPATS memiliki hak dan wewenang untuk menerbitkan akta tanah. Kemudian menganulir atau me-review kembali akta-akta tanah yang sudah pernah diterbitkan orang atau pejabat lain,” ujar Sudarsono.

Adapun para camat Pemkab Tapsel yang diangkat dan dilantik menjadi PPATS itu, Muhammad Syarif di Kecamatan Saipar Dolok Hole. Taufik Rahmadani Lubis di Sayurmatinggi, Agussalim di Angkola Sangkunur, Ongku Muda Atas di Angkola Barat, Zamhir di Angkola Selatan.

Darwin Dalimunthe di Kecamatan Angkola Timur, Abdul Saftar di Tano Tombangan Angkola, Achmad Raja Nasution di Batang Toru. Parlindingan Harahap di Sipirok, Haris Ritonga di Aek Bilah, Baginda Siregar di Marancar, Yohannes Di ARSE . Ahmad Ibrahim Lubis di Muara Batangtoru dan Ali Akbar Hutasuhut di Batang Angkola.

Kemudian tiga camat dari Kab. Paluta. Pangaribuan di Kecamatan Halongonan, Anas Basri Dongoran di Kecamatan Dolok dan Panjang Martua di Kecamatan Padang Bolak Julu.

Editor: PRAWIRA SETIABUDI
By WASPADA ONLINE

SIPIROK IBUKOTA TAPANULI SELATAN: NANGGE MARNIPIDA




Posting ini pernah dimuat oleh beberapa media dengan berbagai versi. ARSEKAMPUNGKU menganggap perlu ditayang dengan versi lain. Semoga bermanfaat

Lajang tua mendiang Guru NAHUM SITUMORANG pernah mengingatkan sesuatu yang amat menarik tentang Sipirok. Kala itu, melalui sebuah lagunya yang mendunia, ia tak cuma mengapresiasi beberapa tempat yang mestinya orang harus tahu, seperti Baringin, Parau Sorat, dolok na timbo (Gunung tinggi) Simago-mago, Sialagundi, Batuolang, Batuhorpak, dan lain-lain.

Kekencangan angin mamaspas (mendera) yang membuat bukan saja kekayaan hasil hutan seperti hotang (rotan) dan hulim (kulit manis), tetapi juga budaya margobak-gobak (membungkus diri dengan kain sarung) meski di siang bolong. Ia juga mengingatkan sisuan salak Boru Enggan (gadis bermarga Siregar yang telaten bertani salak), yang untuk mendapatkannya harus tahu markusip (media sosial remaja dalam menali kasih). Tetapi kita boleh heran terhadap Nahum Situmorang. Dimana kebun salak di Sipirok, bukankah cuma tanaman keras dan beberapa tumbuhan liar haromonting?

Digarisbawahinya watak calon sang mertua bermarga Siregar itu. Malo-malo ma ho mambuat roha ni tulang mi (Pandai-pandai saja mengambil hati calon mertuamu itu), kata Situmorang yang mungkin juga pernah patah hati di sini hingga sampai akhir hayatnya melajang. Tetapi meskipun begitu, putrinya si boru Enggan na jogi (jelita) belum tentu mau dipersunting. Si Boru Enggan itu memang terkenal punya pendirian, ya punya sikap dan pandangan yang biasanya amat rasional (selalu lebih rasional dari suaminya? ha ha).

Paling susah jika perasaan aestetika si boru Enggan ini sama tinggi-menjulangnya dengan pandangan politik, pandangan ekonomi dan pandangan keningratannya yang membuatnya semakin tak terdekati oleh pemuda manapun. Secara simplistis si boru Enggan na bekbek (garang) kata orang menggambarkan karakter unik itu.

Nahum Situmorang, sang pencipta lagu yang mendapat kesempatan “bertanding” membuat lagu Kebangsaan Indonesia itu, memang lahir di Sipirok, tahun 1908. Ia anak seorang guru bernama Kilian Situmorang. Karena itu ia dapat melukis dengan baik Sipirok, dari sudut pandangan seorang seniman.

Terlepas benar atau tidak, baru-baru ini kita bisa melihat data di internet yang menyebutkan salah seorang bermarga Siregar begitu penting kedudukannya dalam jaringan Alqaeda. Menantang bahaya, meneruskan iktikad, dan connect dengan Alqaeda? Ha ha, tak mudah membayangkan itu ya. Dia Siregar Sipirok. Jangan sekali-sekali ada yang ingin tak mengakuinya (sekali lagi, jika informasi itu benar). Dharma Indra Siregar, The Crown Prince from Sipirok Bagas Godang, memastikannya tanpa rasa penyesalan sedikitpun: Dia Siregar Sipirok, tegasnya.

Dapatkah seseorang di negeri ini melupakan bahwa Lafran Pane pendiri HMI itu berasal dari Sipirok? Terkait dengan nama besar Sutan Pangurabaan Pane, sebutlah juga Armiyn Pane dan Sanusi Pane. Bukan main, kata Prof.Dr.Agussalim Sitompul, guru besar Al-kalam dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang oleh kalangan aktivis HMI sering dijuluki pustaka berjalan. Saya anggap ada sesuatu yang sama sekali tak terkait dengan magis yang menjadi faktor pendorong munculnya tokoh-tokoh besar dari Sipirok, yang paling tidak kita harus memeriksa akar budaya dan pandangan hidup serta interaksinya dengan dunia luar, katanya.

**************

Sewaktu mahasiswa tahun 1970-an saya pernah bergabung dengan tim peneliti kerukunan umat beragama yang salah satu daerah samplenya ialah Bunga Bondar di sekitar Sipirok. Saya bertemu dengan seorang anak muda yang amat gagah, tampan dan tak bisa berbahasa apa pun selain bahasa Inggeris. Ia kelahiran London, sampai dewasa dan mendapat pendidikan tinggi di sana. Oleh kerinduan orangtuanya dan kecintaannya kepada sejarah nenek-moyangnya, anak muda ini pulang kampung. Kampung yang tak lain sebuah sudut terpencil di negara berkembang yang tak mengenakkan dalam pandangan peta dunia. Dia bermarga Siregar dari Sipirok.

Arifin Maskut Siregar (Arifin M Siregar), seorang mantan Gubernur Bank yang menandatangani uang resmi Indonesia (rupiah) pernah menggerutu: Di Eropa dan Amerika banyak sekali orang bermarga Siregar yang amat sukses. Jika kalian melihat saya orang sukses dan kaya, ternyata masih nomor urut terakhir bila dijejerkan berdasarkan kekayaan dengan mereka itu. Itu pengakuan Arifin Maskut Siregar, salah seorang ikon marga Siregar yang belakangan ini (ada yang) menyebut diri dengan cara “sipanggaron” (penuh kebanggaan berlebih) yakni dengan sebutan Siregar se-dunia.

Saya ingin menguji memori saya tentang sejarah dengan harapan dapat dikoreksi terutama oleh tokoh-tokoh besar dari Sipirok di mana pun mereka berada. Semua orang tentu masih ingat seorang bermarga Pane, yang pernah menjabat Ketua Bappeda Sumatera Utara. Masih ingatkah Mr Luat yang pernah menjadi residen Sumatera Timur? H Muda Siregar yang pernah menjadi Walikota Medan (kelima), Abdul Firman gelar Mangaraja So Angkupon yang menjadi anggota volksraad, Abdul Rasjid (Batavia Centrum), belum lagi dr Ildrem (Ibu Lain daerah) Raja Ela Mora yang tak mudah melupakannya jika berfikir tentang USU? Dr Gindo Gubernur Militer Sumatera Timur Selatan bermarkas di Padangsidempuan sekitar tahun 1947? Bankir Omar Abdalla, Ir alfred Mangaraja Onggang Parlindungan pembuat buku heboh yang menjadi semacam ”pegangan suci” bagi orang Batak Toba kontemporer? Hariman tokoh Malari 1974 yang “menginterupsi” Soeharto dalam singgasana Orde Baru-nya yang didukung habis oleh militer dan Amerika? Masih ada Raja Inal mantan Pangdam Siliwangi yang kemudian menjadi Gubsu, dan meninggal saat menjabat anggota DPD-RI? Jauh di atas yang disebut terakhir ini masih ada Tunggal Harun Parlindungan yang menjadi pejabat nomor satu dari kalangan pribumi di lingkungan perusahaan perkebunan milik Belanda di Sumatera Timur RCMA (Rubber Cultuur Maatschapijj Amsterdam). Masih banyak yang lain.

Itulah sekedar contoh bahwa Sipirok itu bisa amat tak identik dengan achievement berdasarkan faktor-faktor non prestasi tangguh, apalagi oleh faktor given. Tidak heran seorang anthropolog dari Barat yang lama meneliti di Sipirok akhirnya minta dinobatkan menjadi boru Regar. Dialah Susan Rogers (Siregar).

Mereka, para pemilik success story itu bukan pula tokoh-tokoh yang berlindung di balik solidaritas kesemargaan yang dangkal atau tokoh-tokoh yang sibuk membentuk panitia pemugaran tambak (tugu) dalam simbolisme yang amat ketinggalan zaman.

**************

“Poken Aek” (sebuah pasar kecil) di Sipirok adalah symbol kemiskinan structural. Begitu pendapat banyak orang. Kotanya dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, bahkan setelah pun Raja Inal merangsang investasi besar-besaran dalam program yang ia sebua Martipature Hutana Be (Pasikap Kuta Kemulihenta).

Sambal Taruma (sejenis emping ubi) yang di Sidempuan disebut Karupuk sambal, kini sudah bermetomorfosis persis karupuak Sanjai made in Sumatera Barat. Nyaris tidak bias dibedakan lagi. Tor Sibohi yang digambarkan demikian tinggi oleh Nahum Situmorang, kini sudah berubah menjadi sebuah wilayah peristirahatan bagi pendatang yang secara ekonomi tampak begitu sulit berkembang.

Ada sebuah tuntutan kuat masyarakat Sipirok dalam kaitannya dengan pemekaran. Bagaimana agar Sipirok menjadi ibukota, bukan yang lain, seiring dengan pemakaran tahap ketiga (setelah Padangsidempuan dan Madina). Elit asal Sipirok kelihatannya berhasil memperjuangkan melalui UU Pemekaran daerah itu yang secara definitive menunjukkan ibukota Tapanuli Selatan itu Sipirok.

Tetapi Ongku Parmonangan Hasibuan, Bupati yang menghalang-halangi pemekaran itu, dan yang pada pemilukada kemaren sebagai incumbent dikalahkan oleh pasangan Syahrul M Pasaribu-Aldinz Rapolo Siregar, tidak sudi dengan perwujudan ibukota di Sipirok itu. Karenanya Aldinz Rapolo Siregar berkesimpulan bahwa Ongku Parmonangan Hasibuan hanya sibuk wacana, dan tak ingin segera bertindak. Maka berkelahilah mereka, dan beberapa bulan sebelum berakhirnya jabatan mereka, Aldinz Rapolo Siregar mengambil sikap membawa berkantor Wakil Bupati Tapanuli Selatan bersama dirinya ke Sipirok.

Hari ini Aldinz Rapolo Siregar juga sebagai Wakil Bupati untuk Bupati yang berbeda. Kelihatannya ia tidak konsisten, karena sikanya yang membawa kantor wakil bupati bersama dirinya ke Sipirok tidak tampak paling tidak setelah beberapa bulan pemerintahan mereka. Karena itu sejumlah aktivis merasa wajar mempertanyakan Aldinz Rapolo Siregar.

Hal yang teroenting untuk dicatat dalam kaitan pemekaran dan segala bentuk implikasinya termasuk penunjukan Sipirok sebagai Ibukota, adalah sesuatu yang terkait dengan keyakinan politik bahwa dengan perpendekan rentang kendali pemerintahan akan semakin mudah pelayanan mewujudkan kesejahteraan. Semua orang percaya paradigma ini.

Karena itulah orang Sipirok melakukan perjuangan, dan sebagian ada yang sudah membuahkan hasil awal. Orang Sipirok pasti lebih cepat setuju jika dikatakan bahwa inilah surat terakhir yang ditandatangani oleh almarhum Abdul Aziz Angkat, Ketua DPRD Sumatera Utara yang meninggal dalam tragedi demo maut protap tanggal 3 Februari 2009.

Surat itu bertanggal 29 Januari 2009, bernomor 377/18/Sekr, ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara dengan tembusan Bupati Tapanuli Selatan dan Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan. Bunyi selengkapnya:

Butir pertama, Dengan hormat, sehubungan dengan surat Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor: 04/FKMKTS-01/2009, tanggal 6 Januari 2009, perihal: Pelaksanaan UU No 37 Tahun 2007 pasal 21 ayat 1 dan 2.

Butir kedua, Dari hasil pertemuan DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan Forum Konsultasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan, maka dengan ini diminta kepada Saudara Gubernur Sumatera Utara untuk mendorong Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan agar dapat mentaati dan melaksanakan pemindahan Ibu Kota Tapanuli Selatan yang berkedudukan di Sipirok merupakan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan sesuai pasal 1 dan 2 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2007.

Apa respon Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin?

**************

Atas nama masyarakat Sipirok sebuah lembaga juga menyurati Gubernur Sumatera Utara untuk perjuangan mendirikan SIpirok menjadi Ibukota Tapanuli Selatan. Mereka melanjutkan “perjuangan” dengan meminta kewibawaan Gubernur Syamsul Arifin. Mereka bermodalkan surat yang ditandatangai oleh Ketua DPRD SUmatera Utara Abdul Aziz Angkat.

Atas desakan mereka, maka terbitlah surat Gubernur Sumatera Utara, bunyinya demikian:

Sehubungan dengan surat Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Nomor 377/18/Sekr tanggal 29 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007, yang merupakan tindaklanjut surat Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 04/FKMKTS/01/2009 tanggal 6 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 pasal 21 ayat (1) dan (2), untuk itu diminta kepada Saudara hal-hal sebagai berikut:

Butir pertama, Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padanglawas di Provinsi Sumatera Utara, maka segala ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang tersebut mempunyai konsekuensi yang mengikat, baik bagi Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara, Padang Lawas maupun Tapanuli Selatan.

Butir kedua, Sesuai pasal 21 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan berkedudukan di Sipirok dan dilaksanakan paling lama 18 bulan, untuk itu diminta kepada Saudara segera melaksanakan ketentuan dimaksud.

Butir ketiga, Melaporkan setiap perkembangan dan kemajuan penanganan perpindahan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sipirok kepada Gubernur Sumatera Utara.

Surat bertanggal 18 Februari 2009, bernomor 130/1157 itu ditujukan kepada Bupati Tapanuli Selatan. Dibubuhi tandatangan Gubernur Sumatera Utara H.Syamsul Arifin, SE dan cap jabatan, diberikan juga tembusan kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta, Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan di Padangsidempuan, dan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan di Medan.

Tanggal 6 Januari 2009 Forum Komunikasi Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan melayangkan surat, tanggal 29 Januari direspon oleh Ketua DPRD Sumatera Utara, dan tanggal 18 Februari 2009 Gubernur Sumatera Utara memberi respon.

Apa respon Bupati Ongku P Hasibuan?

**************

Tidak begitu jelas sikap Bupati Ongku Parmonangan Hasibuan. Apakah karena surat Ketua DPRD Sumatera Utara dan Gubernur Sumatera Utara itu bersifat amat normatif hingga memang harus diabaikan saja oleh Bupati Tapanuli Selatan Ongku P Hasibuan? Tidak ada yang tahu, yang jelas Wakil Bupati Aldinz Rapolo Siregar sudah kadung bertindak: pindah kantor ke Sipirok untuk memenuhi kemauan Undang-Undang.

Dengan ketidak-jelasan sikap Bupati, dan ditambah dengan pecah-kongsinya pemerintahan Tapanuli Selatan, maka masyarakat pendukung Sipirok Ibukota Tapanuli Selatan semakin memanas.

Telaahlah barang sekilas saja. Surat ini bukan “pandelean” (frustrasi) apalagi agitasi. Tak harus diterjemahkan lain kecuali Ajuan Aspirasi yang mustahak.

Kami masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di Bonapasogit dengan ini menyatakan sikap sebagai berikut (1) Saudara Bupati Tapanuli Selatan untuk segera melaksanakan pemindahan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan ke Kota Sipirok sesuai dengan UU No 37 Tahun 2007 selambat-lambatnya tanggal 10 Pebruari 2009; (2). Apabila saudara Bupati tidak melaksanakan, maka masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ini menyatakan (a) Bahwa Bupati Tapanuli Selatan Ir H Ongku Parmonangan Hasibuan tidak mampu melaksanakan amanat UU no 37 Tahun 2007, khususnya pasal 21 dan untuk itu kami mencabut dukungan terhadap Saudara Bupati Tapanuli Selatan (b) Bahwa kami masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan akan bertindak segera memindahkan pusat pemerintahan ke Kota Sipirok sesuai UU No 37 Tahun 2007.

Pernyataan itu dibuat tanggan 27 Desember 2008 yang ditandatangani oleh wakil-wakil masyarakat di semua Kecamatan yakni Siddik Suherman, Hamdani Siregar, Syahrum Pohan, Abdul Muis Pasaribu, Asmara Darma, Bayasid Siregar, Pardomuan, Sarpin, James Siregar, Bahrum, H.A.Syamsir dan lain-lain.

Menjelang pemilukada tensi politik pun semakin menghangat. Isyu Ibukota Tapanuli Selatan dijadikan sebagai pokok resistensi kepada Ongku dan dengan perpaduan Aldinz Rapolo Siregar dan Syahrul M Pasaribu, pemilukada Tapanuli Selatan sudah kita ketahui hasilnya. Pasangan pemenangn Syahrul M Pasaribu dan Aldinz Rapolo Siregar pun dilantik. Mereka akan berhadapan juga dengan resisntensi yang sama jika tak sungguh-sungguh soal ibukota Sipirok.

**************

Di tengah kehangatan politik soal ibukota Tapanuli Selatan, Dharma Indra Siregar yang menyatakan diri sebagai Algemene Vertegenwoordiger Erfgenaam van Dja Baoen Siripok Bagas Rijk (Pewaris Bagas Godang Kerajaan Sipirok), mencoba menyatukan dengan membangkitkan sejarah lama. Ia mulai dengan eksistensi bagas godang (istana) kerajaan Sipirok.

Merasa prihatin dengan kondisi warisan Bagasgodang di Sipirok yang sudah lama kurang terurus, Dharma Indra Siregar memberanikan diri tampil menjadi kuasa dari para ahli waris untuk mengupayakan pemuliaan warisan ini. Mula-mula ia dapatkan kesepakatan bulat dari mereka yang berwenang secara hukum maupun kekerabatan: Tuongku Rahmat Panutur Siregar (75 tahun); Rasyid Soaduon Siregar, BA (74 tahun)dan Drs.Ahmad Raja Thamrin Siregar (58 tahun).

Tindakan awal ialah melakukan lobby ke mana-mana. Salah satu lobby yang giat dilancarkan ialah mendapatkan 3 milyar dari APBD Sumatera Utara untuk rehabilitasi Bagas Godang Sipirok. Usulan sudah masuk ke Gubernur Smatera Utara, dan sampai Syamsul Arifin ditahan tidak ada khabar baiknya.

Dharma Indra Siregar yang juga tokoh Angkatan 66 Sumatera Utara ini merasa usulannya sebuah keniscayaan saja. Mengapa tidak? Ini negara negara kita, bangsa bangsa kita. Apa yang salah ketika para pewaris seolah tak berkemauan mengapresiasi warisan leluhur? tanya tokoh intelektual yang bertype self study ini bersemangat.

Hal-hal yang perlu menjadi agenda mendesak Dharma Indra Siregar tentulah meyakinkan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Sumatera Utara. Sulitkah itu? Dharma Indra Siregar yang biasanya kaya improvisasi ini tentu akan melakukan segala kemampuan diplomasinya untuk ini. Aha dope dongan (what do you waiting for), kata Dharma Indra Siregar.

**************

M Abduh Pane, mantan Ketua Bappeda Sumatera Utara termasuk di antara orang penting Sipirok yang ikut angkat bicara tentang ibukota Taoanuli Selatan. Baginya perjuangan membangun kampong bukannya setback menjadi orang udik apalagi sectarian. Moderat yang beristerikan seorang Australia ini biasa ke Eropa, ke Amerika dan manca Negara terbawa oleh keahliannya.

Ia mengingatkan bahwa 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak diundangkannya pemekaran tanggal 23 Nopember 2007, secara definitive pusat kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten seharusnya sudah berada di Sipirok.

Menurutnya, semula luas kota Sipirok yang diperuntukkan bagi Ibukota Kabupaten itu seluas 831 ha meliputi 19 desa/kelurahan. Untuk menampung hasrat pembangunan sebagai ibukota itu perluasan potensil dilakukan menjadi 9.355 ha meliputi 35 desa/kelurahan dengan penduduk berjumlah 6.832 Keluarga.

Namun menurut RUTR ibukota Sipirok itu menjadi kurang lebih 9 km radius dari titik nol kota Sipirok. Pada radius 3-6 km berfungsi sebagvai kawasan pengembangan dan pada radius 6-9 km berfungsi sebagai kawasan penyangga. Akhirnya rencana ini mengharuskan perluasan menjadi 23.826 ha yang mencakup 2 Kecamatan (Sipirok dan ARSE) yang terdiri dari 67 desa/kelurahan.

Berdasarkan telaahannya, dalam RUTR yang disiapkan oleh Bappeda Tapanuli Selatan belum terlihat rincian yang diperlukan berupa struktur kota seperti pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, kawasan usaha, kawasan industri, yang kesemuanya itu kawasan built environment dan natural environment yang terdiri dari hutan, kebun, sawah, green area yang harus link and match secara simbang dan serasi.

Sesulit apa rencana ini bagi Syahrul M Pasaribu dan Aldinz Rapolo siregar? Alasan klasik tentulah soal dana. Memang ada yang akan menyumbangkan uang trilyunan untuk itu? Dari mana? Itulah maka Tapanuli selatan memilih pemimpin, tak lain agar pemimpin ini mampu mewujudkan mimpi Tapanuli Selatan.

Biarlah pemerintahan Ongku Parmonangan Hasibuan-Aldinz Rapolo siregar meninggalkan defisit milyaran. Rakyat hanya mau peningkatan kesejahteraan. Believe it or not.BELIEVE IT or NOT

ARSE KAMPUNGKU

ARSE KAMPUNGKU

Entri Populer

MOTTO

"jangan terlalu banyak bermimpi,sekarang saatnya aksi nyata"